Universitas Widya Mataram Ajak Sivitas Kampus dan Masyarakat Bersatu Lawan Corona

Seluruh dunia tengah terpusat perhatiannya pada Covid-19. Berbagai upaya tengah dilakukan untuk menangani, mencegah, dan memutus mata rantai virus tersebut, mengingat dampak negatif dan kerugian besar lintas sektor yang dirasakan seluruh penduduk dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pendidikan menjadi salah satu sektor terdampak Covid-19 sehingga sistem pendidikan harus mengalami perubahan signifikan. Pembelajaran harus berganti metode menjadi daring atau kuliah dari jarak jauh.

Universitas Widya Mataram (UWM) sebagai salah satu Perguruan Tinggi (PT) Swasta di Yogyakarta pun melakukan berbagai upaya konstruktif baik di internal kampus maupun eksternal sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial kampus kepada masyarakat. Dalam situasi darurat seperti saat ini kampus tidak bisa tinggal diam sedangkan penyebaran kasus Covid-19 kian meluas.

Ketua Tim Tanggap Covid-19 Universitas Widya Mataram (UWM), Hartanto, SE., SH., M.Hum., menuturkan bahwa pembelajaran online masih merupakan hal baru bagi mahasiswa. Hal itu terbukti belum semua mahasiswa dapat mengikuti secara lancar pada awal diberlakukan. Namun, dalam pelaksanaan pada minggu kedua dan seterusnya, mahasiswa mulai antusias, aktif, bahkan pembelajaran semakin menyenangkan, lancar, dan efektif.

Upaya pencegahan yang dilakukan, Hartanto menjelaskan, dari penyemprotan disinfektan secara rutin di lingkungan kampus dan rumah warga sekitar kampus, pembagian hand sanitizer, pembagian masker kepada masyarakat sekitar kampus dan pengendara. Dan peran penting lain yang dilakukan adalah pemantauan proses pembelajaran daring terus digiatkan untuk menyikapi pandemi Covid-19 ini.

Pihak kampus juga memantau para mahasiswa yang tinggal di tempat kos, kontrakan, dan asrama untuk memastikan tetap tercukupi kebutuhan pangannya. Pembagian sembako kepada mahasiswa UWM yang benar-benar membutuhkan juga telah dilakukan. Para mahasiswa dari luar daerah juga terus dihimbau tidak pulang kampung untuk menekan tingkat penyebaran virus berukuran nanometer itu.

“Kami juga terus memantau dari waktu ke waktu perkembangan Covid-19 melalui website pemerintah maupun aplikasi peduli lingkungan atau sejenisnya,” ujar Hartanto pada Kamis (2/4/2020). Masyarakat merupakan korban terdampak dari bencana ini. Harapannya adalah semua kalangan dapat mematuhi anjuran pemerintah agar semua gerakan dan upaya penanggulangan dapat berjalan efektif.

Menurutnya, pernyataan para tokoh masyarakat yang bernuansa politik harus dihindari apalagi sikap saling menyalahkan, saat ini semua pada situasi dan kondisi darurat. Pendapat tentang lockdown maupun darurat sipil yang mewacana saat ini kiranya dapat diterjemahkan untuk mencari solusi sehingga bermuara pada kesejahteraan rakyat.

“Mahasiswa merupakan agen perubahan, demo mahasiswa adalah cermin, mereka aktif, energik, mereka melakukan kontrol pada kebijakan. Saat kita mengalami masa krisis dan ujian bersama ini, para mahasiswa mampu menunjukkan ketangguhan mereka dalam belajar dan mengikuti aturan yang ada, bergandengan tangan menggalang solidaritas meringankan sesama” kata Hartanto sembari menjelaskan hal itu sebagai perwujudan dari proses para mahasiswa secara berkesinambungan dan konsisten untuk menjadi pemimpin masa depan.

 

Kepala Biro III, Tommy Satriadi Nur Arifin, S.I.Kom., M.A., menambahkan dalam wawancara singkat, sekarang adalah saat yang tepat semua elemen masyarakat termasuk mahasiswa membangun kesadaran bersama, pemahaman dan literasi yang baik untuk saling menggugah, bergerak bersama saling membantu yang mengalami kesulitan. Mahasiswa harus mampu berpikir logis, cerdas dan tidak egois sekedar memikirkan kepentingan dan penderitaannya sendiri, mari rentangkan tangan tangan untuk membantu sesama.

Kondisi darurat ini harus dihadapi dengan kesadaran dan kesabaran bersama, tidak satupun orang menghendaki ini, tidak saling menyalahkan, panik apalagi menggerutu menyalahkan Tuhan, yang harus dilakukan adalah tetap berikhtiar, stay at home, work from home, study from home.

Sementara Wahyu Tri Widodo, S.Sos selaku Kabag Humas mengatakan pembagian sembako kepada para mahasiswa sebagai implementasi kampus berbasis budaya yakni adanya karakter ngayomi atau mengayomi dan ngopeni atau mengurus/memperhatikan. Dalam proses pembagian sembako tetap dilaksanakan berdasarkan protokol kesehatan untuk keselamatan bersama. Melalui pembagian sembako tersebut diharapkan menjadi pesan dan ajakan kepada masyarakat untuk tergerak hati dan saling mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan.