Njagi Saras, Menjaga Diri dan Keluarga dari Virus COVID-19

Kesehatan adalah harta yang paling berharga dari tubuh manusia yang harus dijaga dan dirawat. Selalu ingat bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati. Masa pandemi yang seolah telah hilang nyatanya masih menjadi ancaman kita bersama.

Njagi Saras adalah pesan untuk menjaga kesehatan sekaligus akronim dari gerakan tersebut.

1. N - ngagem masker nutupi grana kaliyan tutuk.

Artinya memakai masker hingga menutupi hidung dan mulut. Ketika kita berbicara, ribuan percikan cairan atau droplet yang mengandung virus dan bakteri keluar dari mulut dan dapat bertahan di udara selama 14 menit. Masker yang direkomendasikan (masker kain 3 lapis, masker bedah, atau masker N95) terbukti ampuh mengurangi atau menangkal pajanan droplet, tidak hanya droplet yang mengandung virus corona, tapi juga penyakit pernafasan menular lainnya.

Masker sebaiknya digunakan menutupi hidung dan mulut dengan erat dan hanya dilepas saat makan/minum. Cara melepasnya pun harus benar, yakni dari tali masker bagian belakang. Tidak diperkenankan menyentuh masker bagian depan yang menutupi hidung dan mulut karena bagian tersebut terpapar dengan bakteri dan/atau virus.

Cara mencuci masker kain juga tidak boleh luput dari perhatian. Masker kain harus dicuci dengan cara yang tepat agar tidak cepat rusak dan kembali higienis saat digunakan ulang. Sesuai rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, cara mencuci masker kain yang benar adalah:

a. Rendam masker kain dengan air panas (500 – 600) dan deterjen selama kurang lebih 5 menit.

b. Kucek secara perlahan lalu bilas masker dengan air mengalir.

c. Keringkan di bawah sinar matahari langsung, lalu disetrika.

d. Langsung cuci masker setelah digunakan (hindari menggunakan lebih dari 1 kali sebelum dicuci).

2. JAGI - jagi jarak kaliyan tiyang sanes.

Artinya menjaga jarak dengan orang lain, kira-kira 1 - 2 meter karena droplet dapat terbang dalam radius tersebut. Hindari kerumunan dan tempat-tempat ramai karena selain sulit menjaga jarak fisik 1 meter, kita tidak bisa mengetahui apakah orang tersebut terinfeksi Covid-19. Menurut penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control / CDC), 80% orang yang positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala dan mereka tidak tahu bahwa dirinya sakit. CDC menyarankan tidak menghadiri acara jika dihadiri lebih dari 10 orang, dan tidak memenuhi protokol kesehatan.

Kendati demikian, menjaga jarak fisik bukan berarti memutus hubungan sosial dengan keluarga, teman, dan orang-orang yang dicintai. Pastikan silaturahmi tetap terjalin dengan platform online yang banyak tersedia atau sesekali bertemu dengan tetap mematuhi protokol – protokol kesehatan.

3. SA - Sedaya Ampun nyepeng grana, tutuk, lan soca bilih astanipun reget.

Artinya hindari menyentuh hidung, mulut, mata, dan area wajah jika tangan kotor karena tangan adalah sumber bakteri dan virus dan area wajah merupakan area yang rentan. Seperti yang diketahui sejauh ini, virus Corona masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Jalan masuknya adalah melalui hidung atau mulut. Dengan tidak menyentuh daerah wajah terutama jika belum mencuci tangan, kita mencegah masuknya virus-virus tersebut ke dalam tubuh kita. Anjuran untuk menghindari menyentuh daerah wajah juga berlaku bahkan ketika kita sedang memakai masker. Daerah bagian depan masker adalah daerah yang tergolong kotor, oleh karena itu, ketika kita ingin menyentuh masker, peganglah bagian talinya saja serta mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuhnya.

4. RA - Reresik Asta, asring, ngangge sabun.

Rajin membersihkan tangan dengan handsanitizer dan sabun cuci tangan adalah salah satu cara paling ampuh menjaga kebersihan dan melindungi diri dari sumber penyakit seperti bakteri dan virus.

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60% selama 20-30 detik dapat membunuh 80% kuman di tangan. Caranya pun harus tepat. Enam langkah cuci tangan yang baik adalah : 1) menggosong telapak tangan, 2) menggosok punggung tangan, 3) menggosok sela-sela jari, 4) mengunci kedua tangan, 5) menggosok masing-masing ibu jari, dan 6) menggosokkan ujung kuku ke telapak tangan.

Mencuci tangan sebaiknya dilakukan sesering mungkin, terutama sebelum dan setelah makan, setelah memegang benda yang ada di luar rumah termasuk uang, setelah dari kamar mandi, setelah memegang sampah, setelah memegang hewan, atau ketika tangan terlihat kotor.

5. S - Sesami biyantu sedulur ingkang butuh.

Gotong royong dan persatuan dalam melawan pandemi menjadi hal fundamental yang bisa dilakukan bersama. . Pandemi ini tentu berdampak bagi semua orang, dari anak-anak hingga lansia, dan dampaknya dapat muncul dari segi kesehatan hingga ekonomi. Salah satu sumber kekuatan yang dapat membantu seseorang tetap semangat menjalani kegiatan di tengah pandemi adalah lingkungan yang suportif. Saling mengingatkan dan membantu jika ada yang terkena musibah termasuk dalam upaya menjaga kesehatan bersama karena kesehatan bersama tidak dapat dicapai hanya dengan upaya perseorangan saja.

Mari berkomitmen menjaga dan mematuhi protokol kesehatan untuk kesehatan diri sendiri, keluarga, dan seluruh masyarakat.