Serba-Serbi CoVID-19

Coronavirus  Disease  2019  (CoVID-19), penyakit yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru (SARS-CoV-2), bisa jadi merupakan penyakit paling “viral” dari penghujung tahun 2019 hingga sekarang. Penyakit ini pertama kali terlihat batang hidungnya saat muncul kasus radang paru dengan penyebab misterius di Wuhan, China pada akhir tahun lalu. Virus ini kemudian menyebar dengan cepat dan menyebabkan pandemi dunia, tanpa terkecuali di Indonesia.

Terhitung hari Sabtu (14/11), jumlah kasus positif CoVID-19 di Indonesia telah mencapai 463 ribu jiwa, dan sekitar 15 ribu di antaranya meninggal dunia. Berbagai protokol mulai dari kewajiban menjalankan 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak), PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), hingga lockdown telah diberlakukan, namun titik akhir pandemi ini tidak kunjung terlihat.

Penelitian saat ini menunjukan bahwa masa inkubasi (waktu yang diperlukan sejak tertular / terinfeksi hingga muncul gejala) COVID-19 diperkirakan antara 1-14 hari dengan rata-rata muncul gejala pada hari 5-6. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum gejala muncul hingga 14 hari setelah gejala muncul. Pada kasus yang parah, waktu antara munculnya gejala Covid-19 hingga kematian berkisar antara 6-41 hari. Kecepatan periode waktu ini sangat bergantung dari usia dan kondisi imun pasien. Itulah kenapa dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari (lihat artikel terkait Isolasi Mandiri di sini ).

Covid-19 menunjukan gejala yang bervariatif. Beberapa  orang  yang  terinfeksi  tidak menunjukkan  gejala  apapun dan tetap merasa sehat. Gejala Covid-19 yang paling umum ditemukan adalah:

  • demam (suhu tubuh di atas ~37.50C)
  • sesak nafas, dan
  • batuk kering.

Gejala-gejala lain yang umum ditemukan pada sistem pernafasan adalah keluar cairan dari hidung (“meler), nyeri “ampek” di dada, bersin, dan nyeri tenggorokan.

Selain gejala tersebut di atas, beberapa gejala lain yang dapat muncul namun cukup jarang, di antaranya mudah lelah, sakit kepala, diare, mual atau muntah, ruam kulit, nyeri otot, dan hilangnya kemampuan mencium bau atau mengecap rasa. Sebagian penderita juga akan mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun (kerap disebut dengan happy hypoxia). Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan uji cepat (rapid test) dan uji swab tenggorok.

Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan (mayoritas dilaporkan sembuh setelah 1 minggu), 40% akan mengalami penyakit sedang (pneumonia/radang paru),  15%  kasus  akan  mengalami  penyakit  parah,  dan  5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, paru-paru, atau kanker) lebih rentan untuk berkembang menjadi sakit yang lebih parah.

Saat ini pengobatan yang ada ditujukan untuk mengatasi gejala dan menunjang fungsi kehidupan. Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap pengembangan/uji coba.

Mengenali tanda dan gejala Covid sedini mungkin dapat menyelamatkan nyawa. Tetap waspada dan mengusahakan kesehatan diri dan masyarakat dengan mematuhi protokol kesehatan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan imun (makan makanan gizi seimbang, rutin aktivitas fisik, istirahat cukup, mengelola stress). Mari saling menjaga, bersama kita bisa melewati masa-masa penuh tantangan ini.