GKR Hemas Serap Aspirasi Masyarakat Kelurahan Patehan Mengenai Peningkatan Perekonomian dan Magersari

KTNews. Jumat (04/03/2022) bertempat yang sama di Pendopo Kraton Kilen, Kraton Yogyakarta GKR Hemas dalam kegiatan serap aspirasi masyarakat yang sebelumnya menerima aspirasi masyarakat dari Kelurahan Panembahan kali ini menerima sejumlah undangan dari beberapa OPD Kota Yogyakarta dan tokoh masyarakat dari Kelurahan Patehan. Hadir Lurah Patehan, Ketua LPMK Patehan, perwakilan Ketua Kampung, perwakilan Ketua RW, perwakilan UMKM Kelurahan Patehan dan perwakilan dari PKK Kelurahan Patehan. Sedangkan dari Organisasi Perangkat daerah (OPD) Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta ada dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta dan Dinas Koperasi dan UKM DIY.

          

GKR Hemas menerima aspirasi dari masyarakat Kelurahan Patehan, hadir bersama Lurah Patehan dan beberapa tokoh masyarakat juga perwakilan dari beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemda DIY dan Pemkot Kota Yogyakarta.

Dalam kesempatan itu Lurah Patehan Handani Bagus Setyarso, S.Sos menyampaikan beberapa permasalahan yang ada di wilayahnya, antara lain mengenai kesejahteraan masyarakat khususnya di bidang perekonomian dimasa pandemi ini, mengenai UMKM, juga terkait status tanah magersari/Sultan Ground yaitu tanah milik Kraton (Sultan) yang pada mulanya diberikan kepada abdi dalem dan para Sentana dalem sebagai tempat tinggal. Namun seiring dengan perkembangan zaman tanah magersari  juga dapat digunakan oleh rakyat.

Terkait masalah kesejahteraan masyarakat kondisi saat ini beliau mengatakan bahwasanya banyak kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan, beberapa waktu lalu Alun-Alun Kidul (Alkid)  dan tempat wisata Tamansari sempat di tutup hampir tiga bulan lamanya karena lonjakan covid-19 sangat berdampak bagi para pelaku usaha khususnya usaha kuliner. Namun setelah dibuka kembali geliat perekonomian mulai terlihat kembali, dan karena sebagian masyarakat di sekitar Tamansari adalah pekerja seni  jadi mereka sangat bergantung dari wisatawan yang datang.

Untuk masalah UMKM Handani Bagus Setyarso, S.Sos menyampaikan bahwa saat ini UMKM tidak bisa bergerak sendiri seperti dulu. Dimasa seperti sekarang ini selain karena masih dimasa pandemi yang membuat kita untuk menjaga jarak dengan orang lain dan juga dimasa digital, penjualan online adalah sarana yang sangat membatu untuk pemasaran UMKM karena manfaat dan kelebihan penjualan online banyak sekali antara lain biaya pemasaran yang relative murah dan tidak ada batas ruang lingkup pemasaran karena bisa diakses dan dilihat banyak orang di seluruh Indonesia bahkan dunia  karenanya banyak transaksi yang terjadi didalamnya.

Sedangkan megenai masalah magersari ada beberapa RT/RW yang melaporkan bahwa masih banyak masyarakatnya yang tinggal di pinggir beteng yang mana itu masih termasuk daerah magersari yang dikhawatirkan suatu saat nanti tanah tersebut akan diambil alih kembali oleh Kraton, karena pada dasarnya penghuni tanah magersari tidak memiliki sertifikat tanah hak milik tetapi hanya mendapat serat kekancingan (keputusan) yang dikeluarkan oleh Tepas Penitikismo selaku lembaga adat Kraton Yogyakarta yang berwenang mengurus Sultan Ground. Menanggapi hal tersebut Kepala Bidang Pertanahan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta Sarmin, S.I.P., M.SI. menyampaikan bahwa nantinya akan berusaha membantu mulai dari konsultasi, menjelaskan dan menjembatani terkait status tanah dan lainnya.

Selain itu dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang diwakili oleh Sekretaris Muh. Zandaru Budi Purwanto , S.T., M.Sc., mengatakan bahwa siap mengawal, membantu bersama-sama dengan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kelurahan Patehan untuk meningkatkan lagi masalah perekonomian tentunya di sektor pariwisata khususnya Kampung Taman yang nantinya akan dikembangkan menjadi kampung wisata, karena selain adanya tempat wisata Tamansari banyak pula pekerja seni di kampung tersebut. Dari perwakilan Kampung Taman juga memberi masukan atau usulan bagaimana jika nantinya di kawasan ini didirikan sanggar-sanggar tari klasik yang bisa menjadi daya tarik wisatawan. Hal ini juga menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata untuk berupaya semaksimal mungkin demi menaikkan kembali minat wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta khususnya Tamansari .

Sedangkan dari Dinas Koperasi dan UKM DIY menambahkan bahwa nantinya mereka juga akan membantu permasalahan terkait UMKM. Saat ini mereka juga sudah memiliki aplikasi SiBakul Jogja (Sistem Informasi Pembinaan Koperasi dan Pelaku Usaha) yang merupakan upaya transformasi digital meliputi kegiatan pendataan dan klastering, penumbuhan Koperasi dan UKM, Pelatihan, Pembinaan, Fasilitasi, Konsultasi dan Pendampingan. Aplikasi ini berupaya meningkatkan efektifitas dan kualitas pelaksanaan pembinaan untuk dapat lebih memaksimalkan ke dampak kegiatan yang semakin luas dan merata bukan hanya di Yogyakarta bahkan hingga seluruh Indonesia.