LOKAKARYA MINI LINTAS SEKTORAL BIDANG KESEHATAN KEMANTREN KRATON
KTNews. 14 November 2024 bertempat di Pendopo Madu Gondo Kemantren Kraton melaksanakan agenda rutin lokakarya mini lintas sektoral bidang kesehatan dihadiri oleh Danramil 11 Kemantren Kraton, Kapolsek Kemantren Kraton,Tim TPCB Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Kepala KUA Kemantren Kraton, Kepala UPT Puskesmas Kraton, Lurah Patehan, Kadipaten dan Panembahan, Ketua TP PKK Kemantren Kraton, Ketua TP PKK kelurahan Patehan, Kadipaten dan Panembahan, Ketua Pokja IV TP PKK Kemantren Kraton, Ketua Pokja IV TP PKK kelurahan Patehan, Kadipaten dan Panembahan, Babinsa Kelurahan Patehan, Panembahan dan Kadipaten, Bhabinkamtibmas Kelurahan Patehan, Panembahan dan Kadipaten, Kepala Jawatan Sosial Kemantren Kraton, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kel. Patehan, Kadipaten dan Panembahan, Ketua LPMK Patehan, Kadipaten dan Panembahan, Ketua Kesi Kelurahan Patehan, Kadipaten dan Panembahan, Perwakilan Karang Taruna Kader Remaja Jiwa Kraton, Perwakilan Yayasan Cakra Mandala Nusantara, Koordinator Posyandu Kelurahan, Koordinator GSI Kelurahan, Tim Pendamping Keluarga Kel Patehan, Kadipaten dan Panembahan, Kader Pembangunan Masyarakat Kel Patehan, Kadipaten dan Panembahan dan PKB Kemantren Kraton. Lokakarya Mini Lintas Sektoral kali ini mengusung pembahasan mengenai monitoring dan evaluasi PMT Stunting dan Paparan Kegiatan Bidang Kesehatan Kemantren Kraton dengan narassumber dari Puskesmas Kraton.
|
Nutrisionis Puskesmas Kraton sebagai pemateri pertama diantaranya menyampaikan bahwa bahan PMT untuk anak stunted adalah berbahan lokal. Diharapkan bisa mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan, sehingga PMT tidaka hanya memberi saja , tapi juga sebagai contoh untuk dipraktekkan di rumah. Prevalensi balita bermasalah gizi di wilayah kerja Puskesmas Kraton di tahun 2023 sebanyak 11.96% (underweight), 6.87 % (wasting). Sasaran Pemberian PMT sesuai dengan Juknis PMT Kemenkes 2024 adalah Balita berat badan tidak naik (106 balita), Balita berat badan kurang (7 balita) dan Balita gizi kurang (6 balita). Sedangkan yang stunting sudah ditangani di rumah sakit karena harus mendapat pangan khusus medis yang diberikan oleh dokter anak. Teknis Pelaksanaan PMT berupa makanan matang (bekerja sama dengan gandeng gendong) dan diantar ke rumah sasaran pleh para kader. Hambatan yang ditemui diantaranya adalah sasaran yang berganti-ganti sehingga kader harus mencari lagi alamatnya, balita yang menjadi sasaran sudah tidak domisili (belum dikeluarkan dari posyandu) dan alamat yang tercantum ada yang tidak sesuai sehingga kader sulit mencari.
Kepala UPT Puslesmas Kraton sebagai pemateri kedua diantaranya menyampaikan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, pengelolaan posyandu (dengan konsep Integrasi Layanan Primer) langsung di bawah kemantren dan kelurahan. Karena di tingkat pusat, pengelolaan posyandu tidak lagi menjadi kewenangan Kemenkes tetapi berpindah ke Kemendagri. Sehingga kader-kader posyandu perlu lebih diperkuat dan diberdayakan. Program Makan Siang Bergizi walaupun sudah terlambat bagi baduta ataupun balita, tetapi tetap bisa memperkuat konsentarsi siswa dalam pembelajaran di sekolah. 10 besar penyakit di Lingkup Kemantren Kraton adalah hipertensi, batuk pilek, keluhan lambung (maag), diabetes, dan lain-lain. 10 besar penyakit tersebut didapat dari masifnya skrining yang telah dilakukan di wilayah. Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Tahun 2024dari semua kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kraton mayoritas sudah mencapai kisaran 90%-100%. Yang masih jauh dari harapan adalah skrining kesehatan penduduk usia 15-59 tahun sebesar 39.4%. Hal ini dikarenakan usia tersebut, terutama remaja, sering tidak menghadiri undangan skrining dengan berbagai macam alasan, seperti masih sekolah/bekerja, kelelahan untuk mendatangi tempat skrining, dan lain-lain. Diharapkan untuk PMO lebih aktif dalam mendampingi pasien TB terutama TB kebal obat. Karena sekali saja terlupa minum obat, harus mengulangi lagi dari awal. Jika ada satu orang saja yang diduga terkena TB, perlu 1 tim medis untuk melaksanakan skrining. Layaknya seorang pemain bola yang melakukan tendangan bebas ke arah gawang, namun terhalang oleh barisan pagar hidup dari pemain belakang lawan. Seperti itulah gambaran menuju Indonesia Emas tahun 2025. Ternyata untuk mencapai visi masih banyak tantangan yang harus diatasi, dan salah satu tantangan utama adalah Stunting.(Dyn) |